B. Indonesia

Pertanyaan

macam macam aliran sastra

1 Jawaban

  • Mapel : B. Indonesia
    Pembahasan : Aliran sastra
    Kelas : X SMA
    Kata Kunci: Sasra, aliran realisme, aliran, ekspresionisme

     

    Aliran sastra terdiri atas dua macam yaitu:

    1.      Aliran Realisme

    2.      Aliran Ekspresionisme



    Pembahasan

    Aliran realisme adalah sastra yang melukiskan suatu peristiwa yang menitikberatkan pada kenyataan. Misalnya Heiho, Kota Harmoni.

     

    Aliran realisme terdiri atas empat jenis yakni:

    1.      Aliran Impresionisme, yakni aliran karya sastra yang hanya melukiskan kesan sesaat terhadap suatu objek.

    2.      Aliran Naturalisme, yakni aliran karya sastra yang melukiskan keadaan yang sebenarnya, tetapi dilukiskan cenderung kepada arah yang cenderung buruk.

    3.      Aliran Neonaturalisme, yakni aliran karya sastra yang melukiskan kenyataan hidup secara objektif, baik itu hal – hal yang buruk maupun hal – hal yang baik.

    4.      Aliran Determinisme, yakni aliran karya sastra yang melukiskan paksaan nasib.

     

    Aliran ekspresionisme adalah aliran karya sastra yang diungkapkan dalam suatu pernytaan jiwa pengarang seperti: cinta, benci, dan rasa kemarahan.

     

    Aliran ekspresionisme terdiri atas delapan jenis, yakni:

    1.      Aliran Romantisme, yakni aliran karya sastra yang mengutamakan lukisan rasa haru dan keindahan. Lukisannya mengandung perasaan yang berlebihan sehingga sering menggambarkan hal yang muluk – muluk.

    2.      Aliran Romantisme – Realistis, yakni dua aliran karya sastra yaitu romantisme dan realisme yang digabung dalam satu karya sastra.

    3.      Aliran Romantisme – Idealistis, yakni gabungan dua aliran karya sastra yaitu romantisme dan idealistis yang digabung dalam satu karya sastra.

    4.      Aliran Idealisme, yakni aliran karya sastra yang melukiskan cita – cita dan bayangan masa depan yang indah.

    5.      Aliran Mistisme, yakni aliran karya sastra yang bernafaskan / didasarkan pada rasa  ketuhanan.

    6.      Aliran Simbolisme, yakni aliran karya sastra yang melukiskan sesuatu dengan lambing.

    7.      Aliran Surealisme, yakni aliran karya sastra yang melukiskan kenyataan hidup yang terlalu bersifat realistis karena sudah dipadukan dengan perasaan dan angan – angan sang pengarang.

    8.      Aliran Psikologisme, yakni aliran karya sastra yang mengutamakan lukisan tentang keadaan jiwa pelaku cerita.

     

    Aliran sastra adalah merupakan sikap, pandangan hidup, atau haluan pendapat yang menjadi pedoman pengarang dalam mendasari karyanya. Pada dasarnya aliran sastra dibagi menjadi dua golongan yaitu realisme dan ekspresionisme. Seorang pengarang biasanya menganut salah satu aliran karya sastra berdasarkan pilihan jiwa dan cara hidup seorang pengarang. Dapat pula dikatakan bahwa aliran sastra merupakan keyakinan yang dianut golongan pengarang yang sepaham, yang diciptakan untuk menentang paham dan aliran lama. 

     

    Ilmu Sastra adalah ilmu yang menyelidiki tentang karya sastra secara ilmiah dengan berbagai gejala dan masalah sastra. Dalam Ilmu sastra terdapat beberapa cabang ilmu sastra yang mempermudah jalannya studi sastra.

     

    Sastra di Indonesia berkembang dari waktu ke waktu. Namun, ppondasi pendirian sastra Indonesia baru tegak berdiri pada tahun 1920-an dengan munculnya Balai Poestaka. Sejak saat itu sastra berkembang sampai saat ini.

    Sastra Indonesia secara umum terbagi oleh beberapa periode, yaitu:

    1.      Angkatan Balai Pustaka. Balai Pustaka didirikan pada tahun 1908, tetapi kegiatannya dikenal banyak pembaca mulai tahun 1920-an.

    2.      Pujangga Baru. Pada tahun1933, Armijn Pane, Amir Hamzah, dan Sultan Takdir Alisjahbana mendirikan sebuah majalah yang diberi nama Poejangga Baroe. Pada masa itu, majalah Poedjangga Baroe merupakan suatu media yang spesial di kalangan pujangga yang berhasrat untuk mengekspresikan kemampuan dalam bidang seni mereka. Poedjangga Baroe merujuk pada nama sebuah institusi literer yang berorientasi ke aneka kegiatan yang dilakukan para penulis pemula. Majalah ini diharapkan berperan sebagai sarana untuk mengoordinasi para penulis yang hasil karyanya tidak bisa diterbitkan Balai Poestaka.

    3.      Angkatan 1945. Angkatan ’45 adalah angkatan yang muncul setelah berakhirnya Angkatan Pujangga Baru. Angkatan ini terbentuk karena Angkatan Pujangga Baru dianggap gagal menjalankan gagasannya.

    4.      Angkatan 1950. Angkatan ini dikenal krisis sastra karena kurangnya jumlah buku yang diterbitkan.

    5.      Angkatan 1966. Angkatan ini merupakan angkatan yang menunjukkan perhatian yang serius dalam bidang politik. Pada masa ini sastra sangat dipengaruhi oleh lembaga kebudayaan seperti Lekra dan Manikebu.

    6.      Angkatan 1970 sampai sekarang. Angkatan ini adalah angkatan yang terpengaruh dengan Ide, filsafat, dan gebrakan-gebrakan baru.


    Semoga jawaban ini membantu.

     

     

     

Pertanyaan Lainnya