Buatlah 5 contoh pendapat narasumber dan komentarnya
B. Indonesia
ranggaihwan1
Pertanyaan
Buatlah 5 contoh pendapat narasumber dan komentarnya
1 Jawaban
-
1. Jawaban iparie
Contoh sebuah dialog interaktif dengan narasumber:
Sastra Berkembang Pesat, tetapi Kurang Diapresiasi
X : Bagaimanakah perkembangan Sastra Indonesia sekarang, Pak?
Y : Sastra Indonesia sebenarnya berkembang pesat dan cukup menarik, tetapi kurang diapresiasi oleh anak didik dan masyarakat.
Z : Hal ini terjadi karena dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia selama ini banyak pemanipulasian fakta dan data, dan seolah-olah terpusat di Jakarta serta kota-kota besar lainnya.
X : Maksud, Bapak?
Z : Selama ini yang dimaksud sastra Indonesia adalah yang ada di Jakarta dan di kota-kota besar. Apalagi kebudayaan Indonesia didefinisikan sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah. Dengan ini, tentu saja yang bukan puncak menjadi bukan sastra Indonesia. Ini sangat menyesatkan.
X : Jadi, sebenarnya apa yang ingin Bapak wujudkan dalam perkembangan sastra ini?
Z : Sastra justru sesungguhnya dapat memahami kebudayaan daerah. Sastra menjadi ekspresi kultural, menjadi presentasi semangat etnis. Jika anak didik diberikan pelajaran sejarah sastra Indonesia yang benar dan apresiasi yang beragam, maka sastra dapat menjadi alat untuk demokratisasi, belajar demokrasi. Anak didik diizinkan berbeda pendapat, saling berargumen. Untuk kepentingan apresiasi, anak didik harus tahu sastrawan dengan pencapaian-pencapaiannya, sehingga mereka akhirnya bebas memilih karya siapa yang mereka sukai. Ini menjadi penting dan mudah-mudahan menjadi harapan membangun Indonesia yang lebih baik.
X : Seberapa pentingnya apresiasi sastra di kalangan anak didik, Pak?
Y : Apresiasi sastra sangat penting di kalangan anak didik. Namun, dalam apresiasi, jangan hanya karya yang mudah dicerna, tetapi juga karya-karya yang sulit. Dalam sastra Indonesia perlu diperkenalkan paradigma baru, tidak hanya paradigma Chairil Anwar dan Amir Hamzah.
X : Bagaimana caranya, Pak?
Y : Jika merasa bertanggung jawab terhadap kemajuan sastra Indonesia, para sastrawan yang masuk ke sekolah-sekolah jangan hanya memperkenalkan karyanya sendiri atau kelompoknya, tetapi juga karya sastrawan lain, yang tidak punya kesempatan diundang.
X : Lalu, apakah semua sastrawan dapat diterima oleh sejarah Indonesia, Pak?
Y : Adapun untuk masuk dan disebut-sebut
dalam sejarah Indonesia, jelas tidak mungkin semua sastrawan masuk di dalamnya. Harus ada kelas-kelasnya, dan jelas pencapaiannya atau prestasi karya sastranya, seperti pencapaian baru dalam pengucapan. Juga pencapaian dalam bentuk penerimaan oleh pembaca. Sastra itu juga sejarah, ada pencapaian-pencapaian kemanusiaan.